Anyeong Haseyo

Semoga dapat bermanfaat,.
terus semangat...!!!

Rabu, 04 April 2012

Klasifikasi dan Peranan Fungi


tugas matkul biologi umum
semester I 



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

 Fungi (jamur) adalah organisme yang memperoleh makanan dengan cara mengekstraknya dari luar. Organisme ini banyak muncul di musim hujan dengan cara tumbuh di kayu lapuk, serasah, dan tumpukan jerami. Bila kemarau tiba, jamur segera mengalami kematian. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
Peranan fungi dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Reproduksi fungi dapat secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).

1.2    Rumusan Masalah
1.     Jelaskan klasifikasi fungi ?
2.     Apa  peranan fungi bagi manusia ?
3.     Bagaimana reproduksi bagi fungi ?







BAB II
PEMBAHASAN
 FUNGI (JAMUR)
Fungi (jamur) adalah organisme yang memperoleh makanan dengan cara mengekstraknya dari luar. Organisme ini banyak muncul di musim hujan dengan cara tumbuh di kayu lapuk, serasah, dan tumpukan jerami. Bila kemarau tiba, jamur segera mengalami kematian. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
KLASIFIKASI FUNGI:
·         MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
 Myxomycotina merupakan fungi yang paling sederhana,mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
a)      fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amoeba, disebut plasmodium
b)     fase tubuh buah
Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum polycephalum
·         OOMYCOTINA
a)      Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
b)       Reproduksi:
(1) Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia.
(2) Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
c)      Contoh spesies:
(1) Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat maupun serangga air.
(2) Phytophora infestans : penyebab penyakit busuk pada kentang.

·         ZYGOMYCOTINA
a)      Tubuh multiseluler.
b)      Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
c)      Hifa tidak bersekat.
d)      Reproduksi:
(1) Vegetatif: dengan spora.
(2) Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hifa (-) akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
e)      Contoh spesies:
(1) Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.

A.     CIRI-CIRI UMUM
Fungi memiliki ciri umum,diantaranya;
·          Kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau kingdom fungi.
·         Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak).
·          Jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal struktur tubuh, cara makan, pertumbuhan, dan cara bereproduksi.

B.      STRUKTUR TUBUH FUNGI
Fungi yang sempurna memiliki struktur tubuh yang terdiri atas
·            Hifa yang berangkai yang membentuk miselium, dan
·            Tubuh buah.Pada jamur, tubuh buah terdiri atas tudung dan insang.
Struktur tubuh fungi tergantung pada jenisnya.
·                Ada fungi bersel, misalnya khamir,
·                Ada pula fungi yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu.
·                Tubuh fungi tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada fungi yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
C.      CARA MAKAN DAN HABITAT FUNGI
Semua jenis fungi bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, fungi tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, fungi menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena fungi merupakan konsumen maka fungi bergantung pada organisme lain yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa lainnya.
Sebagai makhluk heterotrof, fungi dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Di samping itu, fungi juga ada yang bersimbiosis dengan organisme lain.
1.     Parasit Obligat
Parasit obligat adalah fungi yang hanya dapat hidup pada inangnya,  sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
2.    Parasit fakultatif
Parasit fakultatif adalah fungi yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
3.    Saprofit
Saprofit merupakan fungi pelapuk yang mengubah susunan zat organik yang mati. Fungi saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar fungi saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada sumber makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan-bahan organik sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup fungi lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Fungi yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme fungi dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza. Dalam simbiosis ini fungi membantu menukar senyawa organik yang terdapat pada tanaman kacang-kacangan dengan mineral.
Fungi juga bersimbiosis nermutualistis dengan “leaf-cuting ant” yang memotong daun dan membawanya ke dalam liang. Di dalam liang, daun menjadi makanan fungi.Fungi yang tumbuh selanjutnya menjadi makanan semut.
D.     PERTUMBUHAN dan REPRODUKSI
Reproduksi fungi dapat secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).
a)      Secara aseksual, fungi menghasilkan spora. Spora fungi berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi ada pula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, fungi memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi fungi dewasa.
b)      Reproduksi secara seksual pada fungi terjadi melalui dua tahap, plasmogami dan kariogami. Pada tahap plasmogami (peleburan sitoplasma) dua sel haploid (membawa seperangkat kromosom) melebur di dalam basidium membentuk dikarion (dua inti) tetapi kedua inti sel tidak ikut melebur. Pada tahap kariogami (peleburan inti) kedua inti sel melebur membentuk inti diploid (membawa sepasang / dua perangkat kromosom). Inti sel diploid dalam basidium selanjutnya mengalami pembelahan meiosis membentuk inti haploid dan dikemas dalam bentuk spora.

E.      PERANAN FUNGI
Peranan fungi dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan.

Fungi yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a)      Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
b)      Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.
c)      Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.
d)      Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e)      Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa fungi juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a)      Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
b)      Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
c)       Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d)      Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e)      Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
f)       Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.

PARAGRAF


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Paragraf adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal sebuah paragraf ditandai dengan masuknya kebaris baru. Terkadang baris pertama dimasukan; kadang-kadang dimasukan tanpa memulai baris baru.
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok  yang dibantu dengan kalimat pendukung.  Pada umumnya paragraf terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Paragraf juga terbagi atas beberapa jenis dan letak kalimat utamanya.
1.2  Tujuan Penulisan
1.      untuk mengetahui pengertian dan macam-macam paragraf.
2.      Untuk mengetahui kerangka dan syarat-syarat sebuah paragraf.
3.      Sebagai sarana edukasi.

1.3  Perumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengertian paragraf?
2.      Bagaimana cara membuat sebuah kerangka paragraf?
3.      Apa saja syarat-syarat yang terdapat pada sebuah paragraf?
4.      Sebuatkan macam-macam paragraf?

1.4  Manfaat Sebuah Paragraf
Dengan adanya paragraf kita dapat lebih mudah memahami isi dari sebuah wacana /cerita dari media cetak, selain itu juga kita dapat mengetahui atau menemuakan letak kalimat utama dalam paragraf dengan mudah. 


BAB II
PERMASALAHAN


Berdasarkan tema yang diambil timbulah permasalahan dalam pembuatan sebuah paragraf.
Disini kami mengambil satu permasalahan dari jenis paragraf yaitu salah satunya paragraf persuasi.
Tujuan kami mengambil permasalahan ini karena pada umumnya masih banyak orang-orang yang kurang paham tentang paragraf persuasi. Padahal paragraf ini banyak sekali diterapkan dalam poster, iklan, koran, slogan, dan lain-lain, namun mereka tidak menyadari bahwa hal tersebut adalah salah satu contoh dari paragraph persuasi. Selain itu mereka juga banyak yang tidak bisa membuat paragraf persuasi. Itu semua disebabkan karena keterbatasannya pemahaman tentang paragraf persuasi.



BAB III
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Paragraf
Sebuah paragraf berasal (dari bahasa Yunani paragraphos, ”menulis di samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukan; kadang-kadang dimasukan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow.
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum atau bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa contoh; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi ditengah atau diakhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman–halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.

2.      Kerangka Paragraf
§  Dimulai dengan kalimat atau topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.
§  Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama.
§  Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.

3.      Syarat-Syarat Sebuah Paragraf
Disetiap paragraf harus memuat dua bagian penting yakni :
a.       Kalimat Pokok
Biasanya di letakan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
b.      Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.

4.      Bagian – Bagian Suatu Paragraf yang Baik
a)      Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
b)      Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.

5.      Macam – Macam Paragraf
Paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya.

Ø  Berdasarkan Jenisnya
§  Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada pelaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah ia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya kearah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
§  Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan-akan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat. Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan.

Contoh:
         Perempuan itu tinggi sesampai jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajahnya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
§  Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan sesuatu suatu teori, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Untuk mencapai tujuan eksposisi tersebut diikutilah beberapa pola eksposisi seperti: definisi, klasifikasi dan mengelompokan, ilustrasi, perbandingan dan penentangan, sebab dan analis fungsional. Ciri – cirinya: ada informasi.
Contoh :
                Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Didalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang dibutuhkan tinjauan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. bisa dikatakan bahwa Bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.

§  Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan alasannya.
Contoh :
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan meta penampilan ”siswa yang kadang –kadang tidak kelihatan membentuk karakter manusia memang butuh pengorbanan, sebagai mana orang yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.

§  Persuasi adalah paragraf yang mengajak, pembujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Bentuk-bentuk persuasi yang dikenal umum adalah propaganda yang dilakukan oleh golongan-golongan atau badan tertentu, iklan-iklan dalam surat kabar, majalah atau media masa, selembaran-selembaran, kampanye lisan, dan sebagainya. Semua bentuk persuasi biasanya menggunakan pendekatan emotif, yaitu usaha membangkitkan dan merangsang emosi. Dalam propaganda terdapat banyak usaha untuk membangkitkan dan merangsang emosi.
Ciri-cirinya:
                Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor(ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.

Ø  Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya

§  Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
§  Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.

·         Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang sifat umum. Contoh:
Setelah karangan anak anak kelas tiga diperiksa ternyata Ali,Toto,Alex,dan Burhan,mendapat nilai delapan,Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakananak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya diatas adalah:
1)      Perolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.
2)      Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
3)      Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
4)      Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.

·         Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain.
Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan bintang  yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Maha besar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaanya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan –ciptaan-Nya itu.

·         Hubungan Kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misanya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
Ø  Sebab – akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh:
Era reformasi tahun pertama dan kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi dipasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dollar AS bagi khas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi indonesia menjadi semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila tahun ketiga Era Reformasi ini, indonesia sudah anggap menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
            Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
Ø  Akibat-sebab
                        Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh:
Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.
Ø  Sebab – akibat-1 Akibat-2
            Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
 Contoh:
Mulai tanggal 17 januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikan harganya. Hal ini karena pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi indonesia kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh masyarakat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan masyarakat.

§  Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh:
            Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. kegiatan apapun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, bila sarana komunikasi yang sederhana maupun modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
§  Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran umumnya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
            Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristrahat dan berkelakar.




BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
     Sebuah paragraf yang baik hanya memiliki satu ide pokok (gagasan utama). Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama (kalimat topik). Didalam kalimat utama terkandung pernyataan yang bersifat umum, pernyataan yang masih mememrlukan pengembangan, rincian, dan penjelasan lebih lanjut. Oleh sebab itu, ide pokok perlu diuraikan atau di jelaskan oleh ide-ide penjelas. Ide penjelas terdapat dalam kalimat penjelas. Jadi, sebuah paragraph tersusun dari satu ide pokok dan beberapa ide penjelas, yang terwujud dalam satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
Sebelum membuat sebuah paragraph kita harus mengetahui kerangkanya terlebih dahulu, karena sebuah paragraf yang baik harus memiliki kerangka paragrafnya. Selain itu, di dalam paragraf juga ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar paragraf tersebut lebih mudah untuk dimengerti isinya. Sehingga dengan adanya paragraf kita dapat lebih mudah memahami isi dari sebuah wacana /cerita dari media cetak.
4.2 SARAN
Setelah kami melihat permasalahan diatas adapun saran-saran yang dapat disampaikan yaitu: bahwa kita masih perlu banyak belajar lebih dalam lagi dalam memahami suatu paragraf. Selain itu, kita harus bisa membedakan cara pembuatan paragraf dengan benar, karena seringkali orang keliru dalam mencari kalimat utama pada sebuah paragraf.







Daftar pustaka
Wikipedia Bahasa Indonesia,Ensiklopedia Bebas.Jakarta:Yudhistira.
Parera,Jos Daniel.,Datang Frans Asisi. 1994.Pelajaran Berbahasa Indonesia 3. Jakarta: Erlangga